Minggu, 17 Januari 2016

Michael A C - 1 semester genap



Rangkuman Buku Albert Schweitzer
Judul : Seri Tokoh Dunia – Albert Schweitzer
Nama : Michael.A.C
Kelas VII-7/no 25
Tanggal : 10 Desember 2015
Genre    : Biografi

Sejak Kecil, Schweitzer termasuk anak yang adil dan kaya akan perasaan cinta,dia selalu menyadari kekurangan yang ada pada dirinya. Kalau menyaksikan peristiwa tragis, dia akan sakit hati,sedih dan berusaha mencari cara pemecahannya. Bila memperoleh suatu kebenaran setelah dia berpikir matang,maka akan dilaksanakan hingga tuntas. Pelatihan batin terus menerusn lambat laun membentuk kepribadian Schweitzer yang ulet dan tabah.

Keberhasilan Albert Schweitzer,selain didasari rasa cinta kasih dan ketabahannya,juga berkaitan erat dengan latar belakang keluarga dan jasa orangtuanya. Karena Pendidikan Keluarga yang ia dapatkan sangat baik,membuat ia tumbuh di lingkungan yang penuh kasih.

Tatkala berusia 21 tahun, dia kembali ke kampong halamannya, di suatu pagi yang cerah, begitu bangun dari mimpinya yang sangat indah,dia merasa dirinya adalah orang yang amat bahagia,dalam benaknya,terbesit betapa banyak orang yang hidup dalam penderitaan. Sehingga,setelah renungan yang panjang,dia mengambil keputusan; “Sebelum 30 tahun,akan sekolah dengan baik dan belajar seni dan setelah 30 tahun akan mengabdikan pengetahuan yang diperoleh sebagai sarana utk membantu mereka yang membutuhkan”

Sebelum lulus Perguruan Tinggi, Dekan Filsafat memberikan tawaran kepada Schweitzer utk menjadi Dosen di Fakultas nya. Tapi,Schweitzer berpikiran lain,menurutnya bila dia menjadi dosen,dengan sendirinya tentu akan meninggalkan pekerjaannya sebagai pendeta yaitu: menyebarkan kabar gembira.
Hal ini tidak sesuai dengan cita cita nya. Baginya,setiap minggu berdiri diatas mimbar,memberi penjelasan kepada jemaat mengenai jalan kebenaran,barulah pekerjaan yang mulia. Maka dia menolak tawaran tersebut dan meneruskan pekerjaannya sebagai Penyebar Injil dan memperdalam bidang keagamaan.

Suatu hari,di usianya yang ke 29,begitu mendengar bahwa penduduk afrika sangat membutuhkan tenaga medis,dia memutuskan utk kesana dan menganggapnya ini misi “ Panggilan Tuhan “.

Makanya dia rela menanggalkan gelarnya sebagai seniman an penuntut ilmu terbaik yang diberikan oleh kalangan eropa. Ia memulai lagi suatu perjalanan panjang di lorong kedokteran,. Keputusan ini tidak disetujui oleh keluarga maupun teman dekatnya, Nmaun tatkala Albert membutuhkan biaya utk ke Afrika, mereka dengan senang hati membantunya.

Helen sangat mengagumi kepribadian Albert yang mulia dan penuh kasih,sehingga ia mau menyumbangkan tenaga nya saat Albert membutuhkan,dia juga menggunakan kesempatan itu untuk belajar ilmu kedokteran,lalu ia menikah dengan Albert.

Sesampainya di Afrika,Albert merasakan kesulitan dan penderitaan yang sangat banyak akibat kurangnya alat alat medis,tetapi ia tidak menyerah dan Helen setia membantunya.
Di satu sisi,dia menyerukan dengan keras agar manusia hidup damai dan menghargai sesuatu yang bernyawa,di sisi lain,dia menerapkan teori “Menghargai Kehidupan”
Dengan cara inilah,Seorang Albert Schweitzer menjadi Pelaksana Cinta Kasih Sejati dan memperoleh Hadiah Nobel Perdamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar